+1 234 567 8

info@webpanda.id

Pagelaran Wayang Kulit “Wayang Sebagai Media Seni dan Budaya dalam Menanamkan Nilai Anti Korupsi”

Pagelaran wayang di Desa Pegadingan kali ini menghadirkan sosok dalang muda berbakat, Ki Dalang Eko Suwaryo, yang dikenal mampu menyatukan seni tradisi dengan pesan moral kehidupan. Pertunjukan wayang tidak hanya sekadar hiburan, melainkan juga menjadi media edukasi dan refleksi bagi masyarakat. Dengan mengangkat tema “Wayang Sebagai Media Seni dan Budaya dalam Menanamkan Nilai-Nilai Anti Korupsi”, Ki Dalang Eko Suwaryo menghadirkan lakon yang sarat dengan pesan kejujuran, tanggung jawab, serta amanah. Melalui dialog tokoh-tokoh wayang seperti Semar, Pandawa, dan para kesatria, masyarakat diajak memahami betapa pentingnya menghindari sikap tamak, gratifikasi, maupun penyalahgunaan kekuasaan. Pagelaran ini menjadi ruang pembelajaran bersama, bahwa seni budaya wayang bukan hanya warisan leluhur, melainkan juga cermin nilai-nilai luhur bangsa yang selaras dengan sembilan nilai anti korupsi: kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Masyarakat Desa Pegadingan menyambut gembira acara ini, karena selain melestarikan budaya Jawa, pagelaran wayang juga menjadi sarana kampanye moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui sentuhan seni yang indah, pesan anti korupsi lebih mudah dipahami dan diterima oleh semua kalangan. Dengan demikian, pagelaran wayang Ki Dalang Eko Suwaryo di Desa Pegadingan bukan hanya tontonan, melainkan juga tuntunan, yang memperkuat komitmen bersama menuju desa yang bersih, jujur, dan berintegritas. #pegadingan.desa.id #desaantikorupsi

AKTIVITAS TOKOH PEREMPUAN DALAM UPAYA MENDORONG PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI DESA PEGADINGAN

Ibu Tri Setyaningrum adalah sosok perempuan inspiratif yang lahir dan besar di Desa Pegadingan. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman sebagai penggerak masyarakat, beliau aktif di berbagai kegiatan-kegiatan di desa dan dikenal sebagai figur yang berdedikasi dalam membangun transparansi dan akuntabilitas di desanya.

Ketika korupsi menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat di Pegadingan, Ibu Tri Setyaningrum tak tinggal diam. Ia menyadari bahwa tindak pidana korupsi, meskipun terlihat sepele dalam bentuk penyalahgunaan dana desa atau nepotisme, memiliki dampak yang sangat merusak bagi pembangunan desa dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai seorang ibu dan pemimpin komunitas, Ibu Tri Setyaningrum merasa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa generasi muda Pegadingan tumbuh dalam lingkungan yang jujur dan berintegritas.

Kegigihan Ibu Tri Setyaningrum dalam memberantas korupsi di Pegadingan bukan hanya disambut baik oleh masyarakat, tetapi juga menjadi contoh bagi desa-desa lain di wilayah sekitarnya. Melalui kampanye kesadaran yang intensif, semakin banyak warga yang terlibat aktif dalam pengawasan penggunaan dana desa dan mendorong proses transparansi yang lebih baik.

Ibu Tri Setyaningrum membuktikan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam memimpin perubahan di tingkat lokal. Upaya beliau dalam mencegah korupsi tidak hanya memberikan dampak positif pada pembangunan desa, tetapi juga membangun nilai-nilai integritas yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Dengan semangat dan dedikasinya, Ibu Tri Setyaningrum terus menjadi pelopor perubahan, mewujudkan Desa Pegadingan yang bersih, transparan, dan bebas dari korupsi.

#desaantikorupsi

#desapegadingan

#kecamatancipari

 

AKTIVITAS TOKOH PEMUDA DALAM UPAYA MENDORONG PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI DESA PEGADINGAN

Yansoni merupakan tokoh pemuda karismatik di Desa Pegadingan, semakin dikenal oleh masyarakat setempat karena komitmennya dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan desa. Sebagai Anggota Karang Taruna Desa Pegadingan, Yansoni telah mengambil peran sentral dalam upaya pencegahan tindak pidana korupsi di desanya, dengan fokus utama pada edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam sebuah pertemuan desa yang diadakan di balai desa, Yansoni berdiri tegap di depan para peserta, yang terdiri dari para pemuda, perangkat desa, dan warga lainnya. Dengan penuh semangat, ia memulai diskusi mengenai pentingnya peran masyarakat dalam mengawasi penggunaan dana desa. Ia menegaskan bahwa “Transparansi bukan hanya tanggung jawab pemimpin, tetapi juga hak masyarakat untuk mengetahui bagaimana anggaran digunakan demi pembangunan yang adil dan merata.”

Sebagai langkah konkret, Yansoni menggagas program edukasi anti-korupsi yang melibatkan pemuda dan tokoh masyarakat. Melalui serangkaian diskusi publik dan pelatihan, Yansoni mengajak para peserta untuk memahami mekanisme penganggaran desa dan pentingnya partisipasi aktif dalam Musyawarah Desa (Musdes). Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berani bertanya dan meminta penjelasan atas setiap penggunaan anggaran, terutama terkait proyek pembangunan infrastruktur.

Tak hanya itu, Yansoni juga membentuk tim pemantau independen yang terdiri dari pemuda desa, yang tugasnya adalah mengawasi pelaksanaan proyek-proyek desa dan melaporkan setiap kejanggalan yang ditemukan. Aktivitas ini disambut baik oleh warga Pegadingan, yang merasa lebih diberdayakan dan dilibatkan dalam proses pembangunan desa.

Dalam setiap pertemuan desa, Yansoni selalu mengingatkan bahwa tindakan pencegahan korupsi harus dimulai dari diri sendiri. “Korupsi bukan hanya soal uang yang diselewengkan, tapi soal kepercayaan yang dirusak,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya integritas, baik di kalangan pemuda maupun pemimpin desa.

Dedikasi Yansoni tidak hanya terbatas pada aspek pengawasan anggaran, namun juga mencakup pendidikan moral bagi generasi muda. Ia mengadakan sesi diskusi di sekolah-sekolah desa untuk mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab sosial. Di akhir setiap diskusi, Yansoni selalu mengingatkan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam menjaga masa depan desa agar tetap bersih dari tindak pidana korupsi.

#desaantikorupsi

#desapegadingan

#kecamatancipari